Tes Sereologi (lagi)
Semua diwajibkan ikut tes sereologi atau tes antibodi SARSCov-2 pada hari Selasa tanggal 15 September 2020. Adapun jumlah peserta tes sekitar 43 orang yang terdiri dari jenjang jabatan 1 SVP, 3 VP, 7 AVP, 14 MGR, 9 AMGR, 4 ASST, dan 4 PGD. Kesemua orang-orang tersebut, termasuk saya di dalamnya, teman satu kantor. Jadwal tes sereologi dimulai jam 9.00 hingga 14.30 berlokasi di lantai satu gedung utama.
Tes sereologi ini merupakan kali kedua dilakukannya. Kali pertama dilakukan hampir 2 pekan yang lalu di sekitar akhir bulan Agustus 2020. Pemeriksa masih sama yaitu tim RS Mayapada. Pihak rumah sakit sendiri merupakan rekanan kantor. Kalau tidak salah, mereka juga menjadi debitur kami. Team leader dan perawat-perawat yang ambil darah masih sama pula. Setidaknya hal ini membuat sebagian kami nyaman.
Lalu, seperti apa tes sereologi? Dari sisi kedokteran saya tidak bisa menjawab. Namun, dari sudut pandang pasien, sedikit bisa menjawab. Perbedaan sederhana dengan rapid test adalah bagian tubuh yang diambil darah. Kalau rapid tes mengambil darah dari ujung jari, sementara tes sereologi, darah yang diambil dari siku lengan dalam. Jumlah darah yang diambil lebih banyak dibandingkan rapid test.
Sakit? Tidak juga. Biasa saja layaknya donor darah. Bagi yang takut jarum suntik pasti menakutkan. Bagi yang sudah terbiasa, ya biasa saja.
Satu hal yang pasti, sebagai pasien, kita merasa jenuh. Memang tes sereologi ini baru kali kedua. Tapi, untuk keseluruhan tes Covid-19 yang saya alami selama 6 bulan, sudah 6 kali tes. Artinya tiap bulan pasti tes. Mulai dari rontgen paru-paru & thorax, swab test, rapid test, dan sereologi test. Hampir semua jenis test covid saya jalani.

Komentar
Posting Komentar