Kancing Baju Sendiri
Selepas memakaikan baju piyama ke anak laki-laki, anak perempuan saya minta dibukakan kancing (piyama), sebab ia akan memakainya. Piyama warna hijau dengan gambar anak-anak yang di dominasi warna putih dan merah muda jadi pilihan. Terdiri dari empat kancing dan berkerah lemas. Cukup menarik bila di pandang mata karena berwarna cerah.
Kemudian saya buka kancingnya dan mulai memakaikan ke anak perempuan. Kakak, panggilan anak perempuan saya, menolak, mau pakai sendiri. Saya jadi kaget serta bahagia. Ia terlihat bertambah “besar”. Lalu ia pakai sendiri. Selagi kakak mengancing baju, saya membantu istri, mengumpulkan lidi-lidi yang di urai-burai anak lelaki.
Selang beberapa menit istri bertanya,”Kakak mana? Koq ngga ada suranya?”. Jawab saya,”Lagi kancing baju sendiri” dengan melempar senyum. “Biarin aja, jangan dibantu, supaya bisa”, tambah istri saya. Tetiba kakak masuk ke kamar dengan senyum sumringah, menunjukkan hasil kancing baju sendiri. Baru satu kancing, masih sisa tiga kancing. Tapi, itu bukan masalah.
Bagi kami, di umur kakak menjelang 5 tahun, satu kancing jadi awal yang bagus. Ia berproses menyelesaikan masalah sendiri. Ia belajar, mengalami hambatan, mencoba, dan menemukan solusi bagaimana get things done. Ini penting sebagaimana pakar-pakar parenting yang mengatakan bahwa anak harus dibiasakan mengalami hambatan dan kegagalan. Supaya kakak menjadi anak yang tangguh dan kuat.

Komentar
Posting Komentar